Kamis, 21 Mei 2009

Kamis, 14 Mei 2009

Rabu, 06 Mei 2009

Artikel

Definisi Kesehatan Reproduksi Wanita.

Berdasarkan Konferensi Wanita sedunia ke IV di Beijing pada tahun 1995 dan Koperensi Kependudukan dan Pembangunan di Cairo tahun 1994 sudah disepakati perihal hak-hak reproduksi tersebut. Dalam hal ini (Cholil,1996) menyimpulkan bahwa terkandung empat hal pokok dalam reproduksi wanita yaitu :
1. Kesehatan reproduksi dan seksual (reproductive and sexual health)
2. Penentuan dalam keputusan reproduksi (reproductive decision making)
3. Kesetaraan pria dan wanita (equality and equity for men and women)
4. Keamanan reproduksi dan seksual (sexual and reproductive security)
Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara internasional yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan kelahiran anak mereka.
Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi Wanita.
Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial dan ekonomi terutama di negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.
Indikator-indikator permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain:
1. Jender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga berbeda-beda.
2. Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:
• Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
• Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang tidak layak.
• Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
3. Pendidikan yang rendah.
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga jender berpengaruh pula terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya. Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat.
1. Kawin muda
Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya. Ini berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi pada saat persalinan. Di samping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka putus sekolah, pada akhirnya akan bergantung kepada suami baik dalam ekonomi dan pengambilan keputusan.
1. Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk.
Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria. Salah satu situasi yang rawan adalah, pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan sebagainya. Seperti diketahui air adalah media yang cukup berbahaya dalam penularan bakteri penyakit.
1. Beban Kerja yang berat.
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu. (Source : http://www.infogue.com)


Sepuluh Penyebab Perdarahan Berat Saat Haid


Oleh Julie pada Sel, 12/11/2007 - 16:18.
• Artikel
Sebagian perempuan mungkin pernah mengalami dan merasakan perdarahan yang berat saat haid. Terkadang kita sering berpikir apakah perdarahan tersebut termasuk normal atau tidak (perdarahan berat saat haid/ menorrhagia).
Lalu bagaimana cara kita tahu perdarahan yang kita alami termasuk tidak normal? Cara termudah adalah dengan mencatat seberapa sering kita mengganti pembalut atau tampon. Seseorang didiagnosa menderita menorrhagia (perdarahan berat saat haid), jika selama haid, harus sering mangganti pembalut lebih dari 1-2 jam sekali, atau jika selama seminggu penuh kita mengalami perdarahan yang banyak.
Sepuluh penyebab teratas perdarahan berat saat haid (menorrhagia):
1. Ketidakseimbangan hormon saat remaja atau menjelang masa menopause merupakan penyebab yang terbanyak . Pada saat remaja setelah datangnya haid untuk pertama kalinya, dan beberapa tahun sebelum datangnya menopause, kadar hormon mengalami proses fluktuasi yang bisa berakibat perdarahan berat. Oleh karena itu, seringkali untuk menangani menorrhagia akibat ketidakseimbangan hormon melalui pemberian pil KB atau hormon lain.
2. Tumor fibroid pada rahim. Perlu diketahui bahwa tumor fibroid bersifat tumor jinak dan biasanya terjadi di usia 30an atau 40an tahunan. Hingga kini penyebabnya belum jelas. Beberapa operasi tersedia untuk mengatasi tumor fibroid mulai dari myomectomy, endometrial ablation, uterine artery embalization, dan terapi balon rahim seperti juga hysterectomy. Pengobatan non-operasi menggunakan agonists gonadotropin releasing hormone (GnRH), kontrasepsi oral, hormon androgen, RU486 atau mifepristone salah satu jenis pil aborsi, dan gestrinon. Agonist GnRH adalah obat yang bekerja melawan GnRH pada otak. Sedangkan beberapa perempuan mengaku pengobatan alami lebih efektif. Jika masa menopause muncul, tumor biasanya ukurannya mengecil dan menghilang meski dengan tanpa pengobatan.
3. Polip serviks. Polip berukuran kecil, tumbuh di permukaan mukosa serviks, atau pada saluran endoserviks dan menonjol pada mulut serviks. Penyebabnya belum jelas, namun seringkali akibat infeksi dan dikaitkan dengan respon abnormal terhadap meningkatnya kadar estrogen atau terhalangnya pembuluh darah kecil pada serviks. Sebagian besar perempuan yang menderita polip serviks adalah yang berusia 20 tahun dan telah memiliki anak. Biasanya diobati dengan pengobatan rawat jalan.
4. Polip endometrium. Dia bukan kanker, tumbuh dan menonjol dipermukaan rahim. Penyebab belum jelas, walaupun demikian keberadaannya sering dihubungkan dengan kelebihan kadar estrogen atau beberapa tipe tumor ovarium. Pengobatan dilakukan dengan hysteroscopy dan D&C. Dengan pemeriksaan laboratorium patologi maka akan diketahui status polip, apakah mengarah ke kanker atau tidak.
5. Penyakit Lupus. Lupus adalah peradangan kronis pada beberapa bagian tubuh, khususnya kulit, tulang sendi, darah dan ginjal dan termasuk penyakit autoimun. Para penderita Lupus diyakini mempunyai kecenderungan genetik Lupus. ilmuwan meyakini bahwa faktor lingkungan, infeksi, antibiotik (Sulfa dan Penicillin), sinar UV, stres yang berat, hormon dan obat-obatan memicu munculnya gejala Lupus. Gejala-gejala antar pasien satu dan yang lain bervariasi, pengobatan dilakukan melalui mengindari stres berat hingga pengobatan non-steroid anti peradangan atau NSAIDS, asetaminofen, steroids, antimalarial sytoksik atau obat immunosuppressif, dan antikoagulan.
6. Penyakit Radang Panggul (PRP) adalah infeksi satu atau lebih organ yang berakibat pada rahim, tuba falopi, dan serviks. PRP sering disebabkan oleh infeksi menular seksual. Pengobatan PRP yang dianjurkan yaitu dengan terapi antibiotic.
7. Kanker serviks. Muncul ketika sel-sel pada serviks berkembang abnormal dan jumlahnya tidak terkendali dan menghancurkan bagian-bagian tubuh yang sehat. Hampir lebih dari 90% kanker serviks disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). Pengobatan dapat dilakukan dengan operasi, kemoterapi dan terapi dengan radiasi.
8. Kanker endometrium. Perempuan yang divonis kanker endometrium, umumnya berusia lebih dari 50 tahun, pernah mengalami hyperplasia pada endometrium, atau sering menggunakan terapi penggantian hormon (hormone replacement therapy). Pengobatan pertama dilakukan melalui pengangkatan rahim (hysterectomy), jika memungkinkan dengan kemoterapi atau radiasi.
9. Intrauterine devices (IUD). Perempuan yang menggunakan IUD berisiko mengalami perdarahan saat haid. Bila hal ini terjadi segera ganti IUD dengan metode kontrasepsi yang lain yang sesuai.
10. Gangguan perdarahan. Jika perdarahan yang timbul sulit untuk dihentikan. Jenis paling umum penyebab gangguan perdarahan von Willebrand Disease (VWD).





KapanLagi.com - Karena wanita mengalami perubahan fungsi menjadi "alat reproduksi" ketika menginjak usia remaja dan berhenti setelah mengalami masa menopause, maka pada setiap fase perubahan tersebut muncul gangguan kesehatan reproduksi yang perlu mendapat perhatian. Mengutip AMA (American Medical Association), tahapan usia wanita dikelompokkan sebagai berikut:

Masa Kanak-Kanak

Sampai usia 10 tahun alat reproduksi wanita belum berkembang sempurna, dan hormon seks yang dihasilkan indung telur pun belum berfungsi, sehingga gangguan ginekologis jarang terjadi. Namun, ada gangguan yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah krisis genital pada bayi berusia beberapa minggu, yang disebabkan tersalurkannya hormon ibu ke dalam darah janin dengan gejala terjadinya perdarahan pada alat kelamin atau pembesaran payudara yang mengeluarkan cairan. Keadaan ini tidak berbahaya, dan dalam beberapa hari akan berhenti tanpa pengobatan.

Yang kedua, peradangan alat kelamin akibat alergi sabun mandi yang digunakan, atau infeksi kuman karena ibu yang kurang cermat menjaga kebersihan bayinya.

Masa Remaja (Pubertas)

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche.

Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi.

Tanda-tanda awal pubertas yang terlihat nyata adalah pembesaran payudara. Hormonhormon wanita akan merangsang dan meningkatkan lemak tubuh terutama pada bagian panggul, paha, dan bokong. Di dalam tubuhnya mulai terjadi proses pematangan organ-organ reproduksi (alat kelamin bagian dalam).

Haid mulai terjadi pada usia ini. Oleh sebab-sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan pola makan, gadis yang gemuk yang berasal dari keluarga berada, cenderung mengalami haid lebih cepat. Masalah kesehatan wanita yang penting sejak pubertas sampai usia 18 tahun adalah masalah gangguan haid, jerawat, berat badan, dan seksualitas.

Gangguan haid adalah masalah yang paling sering dan umum dialami wanita sejak ia memasuki masa suburnya, biasanya terjadi dalam berbagai bentuk yang membuatnya menjadi tidak nyaman. Yang pertama adalah sindrom pra menstruasi yang biasa terjadi akibat perubahan fisik pada masa pertumbuhan menjadi remaja atau perubahan emosi menjadi dewasa.

Masalah lainnya adalah nyeri haid dengan gejala yang paling umum terjadi yaitu rasa sakit di perut bagian bawah, kadang-kadang meluas ke pinggul, punggung bagian bawah, dan paha. Bahkan ada yang merasa mual, muntah, diare, atau sakit. Bila tidak ada kelainan ginekologis, rasa nyeri itu disebut dismenorhea primer, disebabkan tingginya kadar prostaglandin, suatu zat yang membuat otot-otot rahim berkontraksi untuk meluruhkan dindingnya yang batal digunakan sebagai tempat tumbuh nya janin.

Meskipun sakit, dismenorhea primer tidak berbahaya, dan biasanya akan lenyap setelah pertengahan usia ke 20-an, atau setelah melahirkan. Rasa nyeri yang disebabkan oleh gangguan ginekologis disebut dismenorhea sekunder. Penyebabnya bisa karena tumor jinak pada dinding rahim (fibroid), atau penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, endometriosis, radang pinggul, atau kista pada indung telur.

Masa Dewasa Muda

Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.

Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya.

Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.

Masa Dewasa Tua

Usia sekitar 40 sampai 60 tahun merupakan masa krisis bagi wanita pada umumnya. Pada usia ini wanita sedang mencapai puncak karirnya, dan justru pada masa itu ia akan mengalami menopause (usia 45 sampai 55 tahun). Produksi hormon wanita (estrogen dan progesteron) menurun. Akibatnya, haid menjadi tidak teratur, dan akhir nya terhenti sama sekali.

Namun wanita masih bisa hamil sampai saat menopause muncul, walaupun penuh dengan risiko dan perlu perawatan khusus. Pada saat menopause wanita mengalami beberapa masalah antara lain wajah terasa panas dan kemerahan (hot flushes), vagina kering, dan suasana hati yang berubah-ubah. Beberapa mungkin hanya mengalami gejala menopause ringan, tetapi sebagian lainnya dapat mengalami gejala yang berat dan sangat mengganggu.

Osteoporosis (pengeroposan tulang) ada hubungannya dengan penurunan hormon estrogen yang terjadi pada masa menopause. Begitu pula risiko penyakit jantung bagi wanita pasca menopause akan meningkat, karena menurunnya produksi estrogen yang berfungsi sebagai pelindung jantung.

Masalah kesehatan wanita pada periode usia ini adalah penyakit akibat menurunnya hormone estrogen. Untuk mengatasinya dapat dibantu dengan terapi sulih hormon, pola makan yang mengandung fitoestrogen, dan olahraga. Semua itu untuk menguatkan tulang.

Masa Lanjut Usia

Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.

Selasa, 05 Mei 2009

quiz

1. Testis adalah organ genitalia pada pria yang berfungsi menghasilkan …….
a. Air seni
b. Sel sperma
c. Testoteron
d. Testoteron dan sperma
e. Sperma,testoteron dan air seni

2. Berikut ini merupakan bagian organ reproduksi pada pria:
1. Vas deverens
2. Uretra
3. Testis
4. Epididimis
Urutan keluarnya sperma adalah …….
a. 3,1,2,4
b. 3,1,4,2
c. 3,2,4,1
d. 3,4,1,2
e. 3,4,2,1

3. Pada testis, organ yang berfungsi untuk mengukur suhu adalah ….
a. Prostat
b. Bulbouretra
c. Cowfer
d. Skrotum
e. Vesika seminalis

4. Saluran yang berfungsi mengangkut sperma ke kantung mani adalah ….
a. Epididimis
b. Vas deferens
c. Uretra
d. Prostat
e. Vesikula seminalis

5. Nama lain dari duktus seminalis adalah…..
a. Vas deferen
b. Ductus ejakulatorius
c. Vesikula seminalis
d. Corpora cavernosa
e. Corpus cavernosa

6. Canna edulis merupakan tanaman yang bereproduksi dengan menggunakan…..
a. Stolon
b. Tuber
c. Rizoma
d. Umbi lapis
e. Umbi batang

7. Tanaman yang bereproduksi dengan stolon adalah…..
a. Allium sativum
b. Canna edulis
c. Centella asiatica
d. Maranta arudinaceae
e. Cyperus rotundus

8. Pada tumbuhan, keuntungan reproduksi vegetative adalah……
a. Sistem perakaran kuat
b. Banyaknya kombinasi gen
c. Penyebarannya sangat luas
d. Adaftif terhadap lingkungan
e. Karakter anak sama dengan induknya


9. Stolon adalah……

a. Batang/ cabang yang merayap di tanah kemudian membesar
b. Cabang yang tumbuh mendatar di atas permukaan tanah
c. Cabang yang menjalar di atas tanah
d. Batang yang berada di dalam tanah, namun memiliki bentuk berlapis-lapis.
e. Cabang yan tumbuh di atas permukaan tanah kemudian membesar

10. Berikut merupakan reproduksi vegetative secara buatan, kecuali…….
a. Stek
b. Okulasi
c. Cangkok batang
d. Merunduk
e. Rimpang

11.Hormon yang berperan dalam pembentukan sel kelamin jantan atau spermatogenesis yaitu :
a.Hormon gonadtotropin dan testosterone
b.Hormon estrogen dan testosterone
c.Hormon Progesteron dan hormon estrogen
d.Hormon Gonadotropine dan hormone estrogen

12.Spermatozoa memiliki enzim yang dapat memecah protoplasma pelindung ovum sehingga dengan mudah dapat menembus ovum yaitu :
a.enzim katalase
b.enzim hialuronidase
c.enzim protease
d.enzim hidrolase

13.Berikut ini peristiwa yang terjadi pada saat pembelahan sel berlangsug. Manakah pernyataan yang bukan merupakan peristiwa dalam pembelahan sel ,….
a.Zigot membelah berulang kali
b.Pembelahan ini terjadi secara mitosis
c.Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer
d.Terjadi peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus

14.Hydra dan ragi (Saccaromyces) termasuk ke dalam tumbuhan rendah. Perkembangan vegetatif yang dilakukan adalah :
a.Fragmentasi
b.Hormogonium
c.Membelah diri
d.Tunas

15.Manakah dari pernyataan ini yang bukan merupakan kerugian memperbanyak tumbuhan secara vegetatif buatan yaitu :
a.tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
b.jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
c.tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.
d.lebih cepat menghasilkan buah



16.Hormon yang berperan dalam pembentukan sel kelamin jantan atau spermatogenesis yaitu :
a.Hormon gonadtotropin dan testosterone
b.Hormon estrogen dan testosterone
c.Hormon Progesteron dan hormon estrogen
d.Hormon Gonadotropine dan hormone estrogen

17.Spermatozoa memiliki enzim yang dapat memecah protoplasma pelindung ovum sehingga dengan mudah dapat menembus ovum yaitu :
a.enzim katalase
b.enzim hialuronidase
c.enzim protease
d.enzim hidrolase

18.Berikut ini peristiwa yang terjadi pada saat pembelahan sel berlangsug. Manakah pernyataan yang bukan merupakan peristiwa dalam pembelahan sel ,….
a.Zigot membelah berulang kali
b.Pembelahan ini terjadi secara mitosis
c.Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomer
d.Terjadi peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus

19.Hydra dan ragi (Saccaromyces) termasuk ke dalam tumbuhan rendah. Perkembangan vegetatif yang dilakukan adalah :
a.Fragmentasi
b.Hormogonium
c.Membelah diri
d.Tunas

20.Manakah dari pernyataan ini yang bukan merupakan kerugian memperbanyak tumbuhan secara vegetatif buatan yaitu :
a.tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
b.jumlah turunan baru yang diperoleh dalam waktu tertentu terbatas
c. tanaman induk akan menderita bila terlalu banyak bagian tanaman yang di-stek atau dicangkok.
d.lebih cepat menghasilkan buah

21.Berikut ini adalah alat reproduksi pria,kecuali ...
a. penis
b. testis
c. ureter
d.skrotum

22. Urutan yang benar pada sistem reproduksi wanita adalah ...
a.ovarium - oviduk - uterus – vagina
b.oviduk - ovarium - vagina – uterus
c.uterus - oviduk - ovarium – vagina
d.ovarium - vagina - uterus – oviduk

23.Manakah pernyataan yang benar?
a.bila ovum masak, dinding rahim menebal.
b.bila ovum masak, dinding rahim menipis.
c.bila menstruasi, dinding rahim menebal
d.bila dinding rahim menipis, terjadi ovulasi.

24.Fertilisasi pada manusia terjadi di ...
a.vagina
b.uterus
c.ovarium
d. oviduk

25.Berikut ini gejala AIDS kecuali ...
a.hilang selera makan
b.tubuh lemah
c.flu tidak sembuh-sembuh
d.timbul bisul di kemaluan

26. penyakit infeksi yang menyerang pada alat kelamin (genitalia) adlah
a. HIV
b. SIDS
c. Herpes Simplex Genitalis
d. Kencing Nanah

Sistem Reproduksi Pria



1.Organ reproduksi Pria

Organ reproduksi pria yang penting dalam proses reproduksi terdiri atas beberapa organ yaitu penis, skrotum, testis, vas deferens, epididimis, vesikula seminalis dan kelenjar prostat. Di antara organ ini ada yang terletak di dalam tubuh sehingga tidak bisa kita lihat.

Testis (buah pelir)
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Testis merupakan organ kecil yang memiliki diameter sekitar 5 cm pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu sedikit lebih rendah dari suhu badan (36,7 oC) agar dapat berfungsi secara optimal, Hal inilah yang menyebabkan mengapa testis terletak di luar tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Pada laki-laki, ukuran dan posisi testis yang agak sedikit berbeda antara kanan dan kiri. Hal ini masih normal.Saat melewati masa pubertas, saluran khusus berbentuk koil di dalam testis mulai membuat sel-sel sperma. Sejak saat inilah, testis akan memulai tugasnya dalam membuat sperma. Tugas khusus akan terus diembannya sampai sang pemilik meninggal. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Berbentuk seperti berudu (kecebong), dapat bergerak sendiri dengan ekornya. Cairan putih dan kental yang diproduksi oleh vesikula seminalis dan kelenjar prostat bercampur dengan spermatozoa membentuk campuran yang disebut semen. Epididimis, vas deferens, dan urethra merupakan saluran untuk jalannya semen. Pada saat puncak rangsang seksual terjadi orgasme atau ejakulasi, yaitu semen dipancarkan keluar dari ujung penis yang ereksi. Testis juga memiliki tanggung jawab lain. Ia harus membuat hormon testosteron. Hormon ini merupakan hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki menjadi dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.


Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Skrotum merupakan sebuah kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat. Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Scrotum mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap. Kondisi ini menguntungkan karena testis dapat membuat sperma pada kondisi terbaik. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum bahkan dapat merubah ukurannya. Bila suhu udara dingin, skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.



Vas deferens (saluran sperma)
Vas deferens adalah sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis ke uretra/ saluran kencing pars prostatika.. Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum dikeluarkan melalui penis. Vas deferens memiliki panjang sekitar 4,5 cm dengan diameter sekitar 2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididymis yaitu saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya
Prostat adalah kelenjar yang bertugas untuk membuat cairan sperma (ejakulat/semen). Ini berguna untuk memberikan makanan pada sperma.

Penis
Penis dibagi menjadi dua bagian yaitu batang penis (bagian terbesar dari penis) dan kepala penis. Pada bagian kepala penis terdapat kulit yang menutupinya yang disebut preputium . Kulit ini yang diambil secara operatif saat seseorang melakukan sunat (sirkumsisi). Pada bagian dalam dari penis terdapat jaringan seperti spons yang bisa membesar dan menegang. Bila hasrat seksual seorang pria meningkat, atau kadangkala tanpa alasan yag jelas, jaringan ini akan terisi pembuluh darah dan syaraf sehingga akibatnya penis membesar dan mengeras. Hal ini terjadi karena penis terisi darah saat terangsang. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot. Ukuran dan bentuk penis bervariasi, namun umumnya bila penis ereksi ukurannya hampir sama.Keadaan ini disebut ereksi. Kemampuan untuk ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian dalam penis juga terdapat sebuah saluran yang berfungsi untuk mengeluarkan urin. Saluran ini juga berperan untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi fungsi penis secara keseluruhan adalah sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk pengeluaran sperma dan urin.

Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.

Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.



Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.




Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.

Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.

Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Spermatogenesis


spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma yang dihasilkan oleh organ kelamin jantan. dalam proses ini terjadi peralihan proses pembelahan serta perubahan stuktur yang fungsional melalui proses pembelahan dan perubahan stuktur secara berurutan. proses spermatogenesis ini terjadi di dlam testis.berikut ini secara umum terjadi pembelahan sel germa hingga menjadi spermatozoa meliputi :
sel germinal ( membelah mitosis ) - spermatogonium ( berada di tepi tubulus seminiferus ) ( membelah mitosis ) - spermatosit primer ( membelah miosis pertama ) - spermatosit sekunder - spermatid - spermatozoa

Sistem Reproduksi Wanita



1. Organ Reproduksi Wanita

Sistem Reproduksi adalah sistem dalam tubuh yang turut berperan dalam proses reproduksi manusia. Sebagian besar organ reproduksi pada wanita terletak di dalam rongga panggul di luar kantong rongga perut. Kantung rongga perut atau rongga peritoneal adalah ruangan di dalam perut yang dibungkus oleh selaput peritoneum. Di dalam ruangan ini terletak saluran pencernaan dan beberapa organ lain, termasuk ovarium (indung telur).
Organ kelamin pada wanita dibagi menjadi dua, yaitu organ kelamin luar dan organ kelamin bagian dalam, bahkan ada juga organ yang dikatakan “turut” berperan walaupun memang bukan bagian dari sistem ini, yaitu bibir, payudara dan panggul beserta tulang-tulang yang membentuknya. Bibir merupakan organ seks tambahan (secondary sex character organ). Payudara bukan termasuk organ reproduksi. Akan tetapi memiliki peranan yang penting dalam fungsi seksual dan fungsi dalam reproduksi. Organ ini terletak di dada berupa kumpulan kelenjar yang dikelilingi jaringan lemak. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh keberadaan hormon-hormon wanita dan fungsinya dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Pada masa menyusui, payudara akan memproduksi ASI (air susu ibu) yang sangat penting bagi pertumbuhan awal janin. Sementara itu, panggul sangat berperan dalam proses kelahiran bayi. Ukuran dan bentuk panggul ibu yang sesuai akan mempermudah kelahiran bayi.

Organ Kelamin Luar ( Vulva )
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organism penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar sehingga mikroorganisme penyebab penyakit dapat masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak). Setelah mengalami pubertas, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Rambut kemaluan wanita tersusun membentuk segitiga dengan sisi atas rata. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik, sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Lubang vagina ini dikeliling oleh himen (selaput dara). Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak. Hymen yang robek di beberapa tempat biasanya memberikan gejala pengeluaran darah. Namun ada beberapa variasi bentuk hymen yang berbeda dengan hymen pada umumnya, misalnya hymen kribiformis (beberapa lubang), hymen septus (terbagi dua ruang), hymen imperforatus (tertutup sama sekali) atau bahkan ada variasi dimana hymen tidak ada. Besarnya lubang hymen tidak menunjukkan seseorang masih perawan atau sudah pernah berhubungan badan.

Organ Kelamin Dalam
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

Ovarium (indung telur) → menghasilkan sel telur




Ovarium berjumlah dua, yaitu kiri-kanan yang terletak di peritoneal dekat tulang usus (iliac bone). Besarnya kira-kira sebesar ibu jari tangan. Ovarium ini mengandung sel-sel telur yang nantinya akan dilepaskan. Posisi ovarium ini sangat dekat dengan saluran rahim sehingga memudahkan masuknya sel telur ke saluran itu dengan bantuan fimbrae.
Indung telur mengandung sekitar 400.000 bakal sel telur. Setiap bulannya, hanya 1 sel telur saja yang mengalami pematangan dan siap untuk dibuahi. Proses pematangan itu disertai pembentukan folikel de graff. Jika sel telur dibuahi, sisa folikel de graff (corpus luteum) akan menyediakan hormone yang dibutuhkan selama beberapa minggu pertama, menunggu embrio mampu membuat hormonsendiri. Jika tidak terjadi pembuahan, sisa folikel ini berubah menjadi jaringan ikat segera setelah menstruasi.
Selain menghasilkan sel telur, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesteron. Itulah sebabnya wanita yang karena suatu alasan tertentu indung telurnya dibuang, harus secara teratur minum pil yang mengandung hormone pengganti. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka wanita itu akan kehilangan sifat kewanitaannya seperti seorang yang “dikebiri”.

Fimbrae (umbai saluran telur) → bagian terluar dari saluran telur
Fimbrae bentuknya seperti “jari-jari” yang terletak di ujung saluran telur dan dekat dengan ovarium. Umbai ini menimbulkan efek mengisap sehingga sel telur mudah masuk ke dalam oviduct (saluran telur).

Tuba falopii (oviduct) → tempat berlangsungnya pembuahan (fertilisasi)
Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligament.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.

Uterus (rahim) → tempat berkembangnya embrio menjadi janin
Rahim terdiri dari bagian yang dinamakan badan (corpus), fundus, saluran rahim (uterine tube), dan leher rahim (serviks). Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Corpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Jika dipersamakan dengan boneka (manusia) yang berdiri dengan lengan terlentang, badan rahim setara dengan badan boneka itu. Fundus merupakan bagian yang membentuk pundak dan kepala, saluran rahim berupa lengan terentang dengan jari tangan menjadi fimbraenya. Panggul pada boneka itu sesuai dengan posisi leher rahim dan tungkai dapat dipersamakan dengan vagina yang berhubungan dengan leher rahim.
Rahim dalam keadaan normal berukuran sebesar telur, terletak di belakang tulang kemaluan (pubic bone). Di depan rahim antara rahim dan tulang tersebut terdapat kantong kencing. Dengan demikian, rahim wanita tidak dapat diraba dari luar. Rahim dapat diraba hanya jika mengalami pembesaran akibat kehamilan lebih dari 3 bulan atau karena tumor.
Rahim disangga di bagian bawah oleh 2 ligament atau semacam tali dari jaringan yang kuat. Ligament itu melekat pada tulang sekeliling panggul yang membentuk tanda silang dan rahim terletak di tempat persilangannya. Karena adanya ligament yang kuat, rahim akan terjaga dan tidak dapat jatuh ke bawah atau ke vagina. Rahim atau peranakan turun hanya terjadi pada wanita yang pernah melahirkan lebih dari lima kali. Selain itu, di bagian atas kiri dan kanan rahim juga ada semacam tali atau ligament yang mengikat rahim ke tulang kemaluan. Dengan adanya ligament yang satu ini, rahim yang besar karena kehamilan atau sebab lain tidak akan musah bergoyang.
Di sebelah dalam permukaan rahim dilapisi selaput yang dinamakan endometrium. Pada waktu menstruasi lapisan ini terlepas dengan disertai pendarahan. Setelah selesai haid, endometrium tumbuh kembali. Setelah terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur oleh ovarium, selaput endometrium berada dalam keadaan siap menerima hasil pembuahan sel telur.

Serviks (leher rahim)
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.

Vagina → merupakan jalan lahir.
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.
Fungsi vagina adalah sebagai jalan keluar janin pada saat melahirkan, sebagai jalan keluar darah haid pada saat menstruasi serta tempat masuknya penis pada saat berhubungan seks. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kendor dan agak merosot.
Fungsi vagina adalah sebagai jalan keluar janin pada saat melahirkan, sebagai jalan keluar darah haid pada saat menstruasi serta tempat masuknya penis pada saat berhubungan seks. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kendor dan agak merosot.

2. Oogenesis




Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.


3. Fertilisasi


Fertilisasi :
•1 event
•bertahap
•proses meleburnya pronukleus jantan dengan pronukleus betina (karyogami)

Fertilisasi :
•internal : di bagian anterior oviduct
•eksternal : alami di air (ikan, katak); in vitro

Spesies-spesicik ~ membran di membran vitelin atau zona pelusida (ZP3) ---> diskriminator




Fertilisasi ------> zigot (2n)
Fungsi :
•amfimiksi ----> pembauran materi genetis maternal dengan fraternal
•diploiditas
•determinasi seks secara genetis
•aktivas ---> sel telur membelah

Fertilisasi :
•pelepasan gamet dari gonad
•transpor gamet jantan dan betina ---> bertemu
•perubahan spermatozoa ---> fertil (kapasitasi dll)
•penetrasi melalui selaput telur

Tahapan fertilisasi pada dasarnya mencakup 5 tahap utama :
a)reaksi akrosom
b)reaksi korteks
c)penghambatan terhadap polispermi
d)pembentukan pronukleus jantan dan betina
e)klimaks : amfimiksi

Tahapan secara detail:
1.Aktivasi spermatozoon :

2.Kontak sperma & sel telur
3.Penembusan membran sel telur oleh spermatozoon
4.Bergabungnya membran plasma spermatozoon dengan membran sel telur
5.Pencegahan polispermi telur : Reaksi korteks telur : granula korteks pecah
6.penyelesaian meiosis II (!!)
7.pembentukan dan peleburan pronukleus jantan (dekondensasi) dan betina(haploid monad) : peleburan materi genetik fraternal dan maternal : amfimiksi
8.aktivasi metabolisme telur ----> menjelang pembelahan


Fertilisasi buatan - Perangsang fisik dan kimiawi:
•air laut hipertonik/hipotonik air
•asam, basa, alkaloid, kejutan suhu,
tusukan jarum, darah, arus listrik
•hialuronidase



4.Implantasi



Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.


5. Blastulasi

Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
Daerah bakal pembentuk alat :
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat. Pada embryogenesis berikutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun diri untuk menjadi lapisan-lapisan atau jajaran sel tersendiri.
Dikenal 5 lima daerah bakal pembentuk alat pada stadium blastula pada mamalia yaitu :
1. Bakal epiderm epidermis
2. Bakal ectoderm saraf
3. Bakal notochord (kadang juga dengan pre-chorda)
4. Bakal mesoderm
5. Bakal endoderm (disebut juga entoderm)
Pada mamalia daerah kutub animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga di situ terjadi penebalan. Di tempat penebalan itu terjadi perpindahan sederetan sel ke blastocoels, menjadi lapisa hypoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast. Rongga di bawah hypoblast menjadi rongga archenteron. Epiblast akan menumbuhkan bakal endoderm. Daerah paling anterior bakal epiblast akan jadi bakal ectoderm epidermis, disusul di belakangnya ectoderm saraf, lantas pre-chorda dan notochord, dan paling posterior bakal mesoderm.

6. Gastrulasi




Pada stadium ini terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentukan organ tubuh pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh.
Selain tiu, ciri-ciri dari proses ini juga diantaranya:
1. sel-sel embrio mempunyai kemampuan untuk melakukan gerakan morfogenik (sel-sel yang berpindah)
2. terbentuknya rongga calon saluran pencernaan makanan (gastrocoel)
3. terbentuknya tiga saluran embrionik (germ layer), yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Hal ini juga merupakan akhir dari stadium gastrulasi.

Prinsip-prinsip dari gastrulasi diantaranya:
• proliferasi
• interaksi sel
• ekspresi gen
• differensiasi jaringan awal
• migrasi
• penempatan tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm)

salah satu ciri dari gastrulasi yaitu gerakan morfogenik, gerakan tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. epiboli : gerakan melingkupi oleh ektoderm epidermis
2. eboli : gerakan berpindahnya lapisan-lapisan .......gerakan epiboli ini dapat dibagi lagi menjadi:
• involusi : gerakan melekuk dan melentik
• invaginasi : gerakan penonjolan kutub vegetatif sehingga terbentuk sumbat yolk
• migrasi konvergen : gerakan menyempit
• migrasi divergen : gerakan meluas
• delaminasi : gerakan lepasnya sel endodermis secara perlapis

gastrulasi pada mamalia merupakan kelanjutan dari tahap blastuasi, dimana sel-sel “Inner Cell Mass (ICM)” yang menjadi tahap blastocoel bersegregasi dan ICM linnya membentuk hipoblast (endoderm primitif). Hipoblast tersebut berproliferasi dan mendidingi blastocoel menjadi endoderm kantong yolk. Sedangkan sel ICM lainnya menjadi epiblast. Diantara sel-sel epiblast tersebut dibentuk celah-celah yang menyatu bmenjadi rongga amnion dan membagi epiblast menjadi dua bagian yaitu ektoderm amniaon dan epiblast embrio. Kedua bagian tersebut membentuk keping embrio dan selanjutnya dari epiblast embrio akan diturunkan semua lapisan lembaga.

Dibagian posterior epiblast embrio akan dibnetuk daerah primitif. Melalui daerah primitif, sel-sel bakal mesoderm dan bakal endoderm yang terdapat pada epiblast embrio akan bermigrasi dan membentuk mesoderm diantara ektoderm dan endoderm

Mesoderm bakal notokord bermigrasi melalui nodus hensen ke arah anterior. Mesoderm menyebar pada seluruh keping embrio, kecuali di bagian anterior dan di bagian posterior . sel- sel mesoderm akan bermigrasi pula ke luar keping embrio membentuk mesoderm ekstarembrio diantara tofoblast dan endodern kantung yolk.

Mesoderm ekstraembrio terbagi menjadi dua: mdi dekat trofoblast (mesoderm somatik) dan di dekat endoderm kantung yolk (mesoderm splanknik).
Hasil gastrulasi yaitu embrio yang masih berbentuk keping dengan ketiga macam lapis lembaga.

7. Neurulasi



Pada dasarnya, proses neurulasi mamalia sama dengan proses neurulasi pada aves, yaitu terjadinya penebalan pada ektoderm neural, anterior dari daerah primitif kemudian membentuk keping neural yang selanjutnya menjadi lipatan neural kemudian menjadi bumbung neural


8. Organogenesis



Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh dari lapisan-lapisan lembaga. Pada hewan-hewan vertebrata, gastrulasi menghasilkan suatu embrio yang mempunyai tiga lapis lembaga yaitu lapisan endoederm di sebelah dalam, mesoderm dintengah dan lapisan ektoderm di luar.

1. Turunan Ektoderm
a. Otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis)
• keping neural sudah dibentuk pada saat embrio umur inkubasi 18 jam. Lipatan neural dan parit neural yang jelas dapat dilihat pada embrio yang akan menjadi medula oblongata.
• pada embrio umur 33 hari, bumbung neural sudah terbentuk dan sudah terbagi nmenjadi wilayah-wilayah otak dasar, yaitu proensfalon, mesensefalon, dan rombenrsefalon. Di ujung anterior masih ada bagian yang terbuka, yakni neorosporus anterior dan di bagian posterior terdapat wilayah yang masih terbuka lebar yang disebut sinus romboidalis.
• Umur 48 jam, pembagian wilayah-wilayah otak sudah sudah lebih lanjut, yaitu menjadi lima bagioan (proensefalin, mesensefalon, metensefalon, telensefalon dan miesensefalon)
b. Mata
• Pada umur 33 jam, bakal mata tampak sebagai sepasang penonjolan ke arah latreral dari proensefalon, yang disebu vesicula opti. Selain itu, pada ektoderm kepala juga terjadi penebaan yang disebut plakoda lensa.
• Pada umur 48 jam, vesikula optik tersebut berinvaginasi membentuk cawan optik yang berdinding rangkap. Bagian dalam adalah bagian lapisan sensori retina dan bagian luar adalah bakal berpigmen dari retina. Sememntara itu wilayah diesensefalon telah terbentuk. Pangkal dari cawan optik menyempit disebut tankai optik dan berhubungan dengan diensefalon. Pada sediaan utuh di bagian vebtral cawan optik terdapat suatu lekukan yang disebut fisura koroidea, tempat berjalannya pembuluh darah dan saraf optik.
• Pada umur 72 jam, cawan optik akan menjadi datar pada bagian berpigman. Bersamaan dengan perkembangan cawan optik, plakoda lensa berinvaginasi pula dan kemudian terlepas sebagai vesikula lensa yang kelak akan menjadi kornea mata.
c. Telinga
• Pada umur 33 jam, bakal telinga tampak sebagi penebalan pada ektoderm kepala, disebut plakoda telinga yang berdaa di daerah rombensefalon bakal miensefalon
• Pada umur 48 jam, plakoda telinga berinvaginasi membentuk vesikula telinga. Vesikula ini umtuk sementara masih berhubungan dengan ektoderm, semula melalui duktus endolimfatikus, tetapi lama-lama akan terlepas
d. Hidung
• Pada umur 72 jam, bakal hidung tampak berupa lekuk hidung yang bersal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada ektoderm di daerah telensefalon.

e. Hipofisis
Berasal dari infudibulum yaitu envaginasi ventral diensefalon dan dari kantung Ratkhe (evaginasi dorsal stomodeum). Infudibulum akan membentuk

2. Turunan Mesoderm
a. pembuluh darah ektra embrio
• Umur 24 jam, bakal pembuluh darah tampak sebgai pulau- pulau darah
• Pada umur 33 jam, pulau-pulau darah akan beranastomos satu sama lain membentuk suatu anyaman yang disebut vena vitelin
• Pada umur 48 jam, vena vitelin telah bergabung dalam sepasang pembuluh darah besar yang disebut vena omfalomesenterika yang bermuara di dalam jantung.
b. Jantung
• Pada umur 33 jam, jantung berupa tabung yang mebelok ke kanan,bagian yang membelok tersebut adalah bakal ventrikel.
• Pada umur 48 jam, jantung sudah berputar seperti huruf S dan terbagi menjadi sinus venosus, antrium, ventrikel, dan bulbus arteriosus. Dari bulbus arteriosus
• Pada umue 96 jam, atrium dan ventrikel terdiri atas bagian kiri dan kanan. Sinus venosus sudah menyatu dengan atrium kanan.
C Ginjal
• Pada umur 33 jam, bakal ginjal tampak sebagai nefrotom yaitu penonjolan ke arah luar mesoderm intermedier.
• Pada umur 48 jamdan 72 jam, sudah terbentuk tubulus mesonefros dan duktus mesonefros.
• Pada umur 96 jam, mesonefros sudah sangat berkembang, lengkap dengan glomerolus dan kapsula bowman
d. Gonad
e. Anggota badan
Bakal sayap lebih dahulu daripada bakal kaki.
• Pada umur 72 jam, bakal sayap tampak sebagai tunas sayap berupa tonjolan berupa tonjolan dari permukaan tubun latera, tunas kaki tampak pada bagian posterior tubuhdekat daerah usu belakang.
• Pada embrio umur 96 jam, bakal kaki sudah lebih panjang

3. Turunan Endoderm
a. Usus, hati dan Pankreas
• Pada umur 24 jam, usus depan sudah mulai terbentuk. Bagian posteriornay masih berupa usus primitive.
• Pada umur 33, usus depan memanjang ke posterior sehingga porta usus depan mundur letaknya
• Pada umur 48 jam, selain usus tengah menjadi elbih jelas, terbentuk pula bakal hati yang merupakan evaginasi ventral dari usus depan.
• Pada umur 72 jam, bakal hati akan lebih bercabang-cabang dan membentuk beberapa divertikulum. Pada umur ini juga, usus belakang dan nporta usus belakang sudah dibentuk di bagian ujung posterior tubuh, di wilayah lipatan ekor. Pada perkembangan lebih lanjut, usus depan makin memanjang ke posterior dan usus belakang makin memanjang ke anterior. Akhirnya, bagian usus yang masih berhubungan dengan yolk hanya tinggal pada bagian yang disebut tangkai yolk. Selain itu, bakal pancreas dorsal sudah mulai dibentuk sebagai evaginasi dorsal pada usus depan bakal duodenum.

b. Trakea dan Paru-paru
• Pada embrio umur 48 jam, daru usus depoan perbatasan bakal farinks dan bakal esophagus terdapt suatu evagiansi vbentral yaitu celah laringotrakea.
• Pada umur 72 jam, celah itu memnajang, bercabang dua dan bagian distalnya menggelembung. Bagian yang menggelembung merupakan bakal paru-paru, yang tampoak lebih jelas pada embrio umur 96 ja. Percabangnnya adalah bakal bronkus dan pangkalnay yaitu bakal trakea.

Gangguan pada sistem reproduksi manusia

Gangguan Reproduksi Wanita

Gangguan pada alat reproduksi wanita dapat berupa keputihan, gangguan menstruasi, kanker rahim, kista, polip dan lain-lain. Salah satu dari jenis gangguan yang lebih sering terjadi di masyarakat adalah keputihan
Pengertian umum dari keputihan yaitu penyakit kelamin pada perempuan (vagina) di mana terdapat cairan berwarna putih kekuningan atau putih kekelabuan baik encer maupun kental, berbau tidak sedap dan bisa menyebabkan rasa gatal. Hampir semua wanita pernah mengalami keputihan atau pektay dalam bahasa cina.
Penyakit gangguan alat reproduksi wanita ini bisa diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu jamur, bakteri, virus dan parasit. Di bawah ini merupakan penjelasan singkat masing-masing faktor pemicu atau penyebab keputihan tersebut :

1. Jamur
Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas. Keputihan jamur bisa diakibatkan oleh kehamilan, penggunaan pil KB, steroid, diabetes, obesitas, antibiotik, daya tahan tubuh rendah, dan lain sebagainya.

2. Bakteri
Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.

3. Virus
Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herper menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hami.

4. Parasit
Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.
http://health-indonesian.blogspot.com/

Gangguan Reproduksi Pria

Gangguan yang terjadi pada alat/organ reproduksi laki- laki akan menyebabkan terjadinya gangguan pada sperma. Gangguan ini menyebabkan seorang laki-laki menjadi kurang subur bahkan bisa tidak subur, gangguan sperma tersebut biasanya terjadi pada ;
(a) produksi spermanya ;
(b) bentuk spermanya;
(c) faal spermanya;
(d) fungsi spermanya ;
(e) transportasi spermanya.
Selain itu juga masih ada gangguan sperma yang tidak diketahui penyebabnya, dan ini semua akan menyebabkan tidak baiknya kualitas dan kuantitas sperma,. Masalah gangguan reproduksi pada pria ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

Cryptorchidism : buah pelirnya hanya satu atau tidak ada di dalam kantung pelirnya.
Hypospadia : lubang keluar sperma/kencing pada laki-laki di sebelah bawah, biasanya ketika buang air kecil alirannya "tidak deras."
Pseudohermaphrodite : bentuk alat kelamin ganda ( laki-laki dan perempuan), tetapi tidak sempurna. Vagina tidak sempurna (tidak memiliki lubang vagina misalnya) atau tidak memiliki vagina.
Micro penis: penis kecil / tidak berkembang.

http://khususpria.blogspot.com/2008/03/organ-reproduksi-laki-laki.html

Senin, 04 Mei 2009

Reproduksi Amfibia

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

Reproduksi Reptilia

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

Reproduksi Aves

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang

Reproduksi Pisces

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu.
Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.

Reproduksi Mamalia

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

Reproduksi Seksual

Perkembangbiakan generatif pada invertebrata meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan pleburan dua sel gamet.
a.Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secar kawin pada organisma yang belum jelas alat kelaminnya, contohnya Spirogyra.
b.Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu,

Reproduksi Aseksual

a) Membelah diri dan fragmentasi
Adapun organisme yang melakukan perkembangbiakan secara membelah diri yaitu protozoa, alga biru. Fragmentasi dilakukan dengan cara memotong-motong tubuhnya. Hal ini dilakukan oleh alga dan planaria (cacing pipih)
b) Tunas

Pemencaran Tumbuhan

Pemencaran Pada Tumbuhan
Tumbuhan memperluas daerah distribusinya dengan cara memencar alat-alat perkembangbiakan vegetative maupun generative. Pemencaran ini dapat terjadi secara aktif, yaitu tanpa bantuan factor dari luar , maupun secara pasif dengan bantuan factor dari luar.
A. Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar
Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan oleh proses yang terjadi pada organism itu sendiri sehingga jarak pemencarannya tidak begitu jauh dari induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan bagian vegetatif, mekanisme letupan, dan gerak higroskopis.
1) Pemencaran melalui Pertumbuhan Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya
• Stolon atau Geragih
→ Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
• Umbi Batang
→ Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang.
• Umbi Lapis
→ Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung, tulip, leli.

• Akar Rimpang atau Akar Tinggal (Rizom)
→ Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.

2) Pemencaran melalui Mekanisme Letupan
Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan, seperti turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet (Hevea brasiliensis) juga melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini, buah akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya.

3) Pemencaran melalui Mekanisme Gerak Higroskopis
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora pada lumut.

B. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar
Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.
1) Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori)
Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran. Berdasarkan modifikasi alat kembang biak tersebut, pemencaran secara anemokori dilakukan dengan cara berikut.
• Buah dan Biji Bersayap
Struktur buah dan biji bersayap memungkinkan biji dipencarkan lebih jauh. Biasanya gerak pemencaran kelompok biji ini dengan cara meluncur dan memutar. Tumbuhan yang melakukan cara ini diantaranya adalah pinus, mahoni (Sweitenia mahagoni), angsana (Pterocarpus sp.), mapel, damar (Agathis alba), meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae.
• Buah dan Biji Berjambul
Jambul pada buah merupakan alat tambahan hasil perluasan kulit buah yang berguna untuk melayang pada saat jatuh sehingga dapat terpencar lebih jauh. Jambul tersebut dapat berupa rambut jambut (pappus), misalnya pada aster dan Gerbera, ataupun berupa rambut wol, misalnya pada kapas.
• Biji Serbuk dan Spora
Ukuran biji dan spora yang sangat kecil memungkinkan alat perkembangbiakan ini terbawa angin sampai ke tempat yang jauh. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah jamur dan anggrek.
• Rumput Gulung
Istilah “rumput gulung” digunakan untuk menggambarkan pemencaran berupa tercabutnya biji dalam buah atau perbungaan yang bergulung-gulung di permukaan tanah akibat tiupan angin yang mengakibatkan biji terpencar sepanjang daerah yang dilaluinya. Tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah rumput grinting (Spinifex sp.) yang hidup di pantai.
• Pedupaan
Mekanisme pemencaran jenis ini untuk menggambarkan keluarnya biji-bii dari buah yang berlubang akibat bergoyangnya buah karena bertiup angin. Buah opium (Popover somniferum) dan Aristolochia merupakan contoh tumbuhan yang memencarkan bijinya melalui pedupaan.
2) Pemencaran dengan Bantuan Air (Hidrokori)
Alat perkembangbiakan yang sesuai untuk pemencaran dengan bantuan air ini adalah yang mempunyai berat jenis biji lebih kecil daripada air dan memiliki pelindung bagi embrionya sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan.
Tanaman yang disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis kulit, eksokarp (lapisan terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam) yang keras dan kuat sebagai pelindung lembaga/embrio.
Contoh tumbuhan yang dipencarkan dengan bantuan air adalah kelapa (Cocos nucifera), tanaman bakau (Baringtonia sp.), nyamplung (Calophyllum sp.), Vallisneria spiralis, dan teratai (Lotus sp.). Alat perkembangbiakan yang dihanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga dapat berupa tunas (anak) yang terpisah dari induknya dan kemudian terapung, misalnya eceng gondok (Eichornis crassipes).
3) Pemencaran dengan Bantuan Hewan (Zookori)
Pada pemencaran ini, alat perkembangbiakan mungkin menempel pada bagian luar tubuh hewan (epizookori) atau dimakan kemudian dikeluarkan besama-sama feses (endozookori).
Alat perkembangbiakan yang dipencarkan dengan cara epizookori mempunyai cirri-ciri khusus seperti memiliki penait, duri-duri, dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang dipencarkan secara epizookori adalah rumput jarum (Andropogon aciculatus) dan pulutan (Polanisia viscosa). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan secara zookori dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok binatang yang memencarkannya.
• Entomokori
Pemencaran ini dilakukan dengan perantaraan serangga. Pemencaran ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang bijinya kecil dan mengandung lemak sehingga menarik serangga, misalnya wijen (Sesamum sp., dan tembakau (Nicotiana tabacum).
• Ornitokori
Pemencaran ini dilakukan dengan perantara burung. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara ornitokori adalah memiliki biji yang tidak dapat dicerna burung dan dikeluarkan bersama kotoran, misalnya beringin, benalu (Loranthus sp.), dan kersen (Muntingia calabura).
• Kiropterokori
Pemencaran ini dilakukan dengan perantara kelelawar. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara kiropterokoti adalah biji tidak dapat dicerna dan buah memiliki aroma yang harum, misalnya apel dan sawo.
• Mamakori
Pemencaran ini dilakukan oleh hewan menyusui seperti musang. Contoh tanaman yang pemencarannya secara mamakori adalah kopi (Coffes sp.) dan pupulutan (Urena lobata).
4) Pemencaran dengan Bantuan Manusia (Antropokori)
Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memncarkan alat perkembangbiakan tumbuhan. Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana.

Reproduksi Generatif


Perkembangbiakan pada Angiospermae

Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan berbiji tertutup karena bakal bijinya ditutupi oleh buah. Bagian bunga yang berfungsi sebagai organ reproduksi adalah benang sari dan putik.
1. Perkemabangan Benang sari
benangsari atau stamen terdiri dari kepala sari dan tangkai sari. Umumnya kepala sari mempunyai dua ruang (teka). Masing- masing ruang sari terdiri dari dua ruangan kecil yang disebut kantug sari atau microsporangium. Microsporangium mengandung sel sel induk mikrospora yang melakukan meiosis hingga mwmbwntuk empat sel mikrospora dan masing – masing dari sel mikrospora mengadakan pembelahan mtosis sehingga dihasilkan gametofit jantan / serbuk sari.
Di dalam sebuk sari terdapat sel buluh ( sel vegetatif ) dan sel generatif. Sel generatif ini akan menjadi sperma apabial terjadi penyerbukan.

2. Perkembangan Putik
Putik ( alat kelamin betina ) terdiri dari kepala putik, tangkai putik dan bakal buah. Putik terdiri dari kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah. Bagian putik yang berperan langsung terhadapa reproduksi adalah bakal buah.
Di dalam bakal buah terdapat bakal biji (kantung lemabaga), bakal biji terdiri dari kulit bakal biji (integumen), badan bakal biji (nusellus/ megasporangium) dan liang bakal biji (mikrofil).
Didalam megasporangium terdapat sel induk kantung lebaga. Sel induk kantung lemabaga primer kemudian melakukan pembelahan meiosisi yang menghasilkan empat sel megaspore (n); tiga sel megaspore berdegenerasi, sedangkan satu sel lainnya berkembang menjadi inti kantung lembaga primer.
Prkembanan inti kantung lembaga primer terjadi dengan pembesaran dan pemanjangna sel megaspore.awalnya inti sel megaspore membelah secara mitosis hingga mneghasilkan dua inti. Kedua inti tersebut bergerak menuju kutub yang berlawanan . satu init bergerak mneuju mikrofil dan yang klainnya kea rah berlawanan (kalaza).
Sesamainya di kutub, setiap inti akan membelah dua kali, sehingga terentuk 8 inti. Satu inti setiap kutub akan bergerak ke rtengahdan bersatu menjadi.

3. Penyerbukan dan Pembuahan Angiospermae

Penyerbukan terjadi pada saat serbuk sari jatuh ke kepala putik. Saat serbuk sari mengadakan kontak dengan kepala optic,serbuk sari akan melakukan imbiisi (penyerapan) air dari permukaan kepala putik.
Perkecambahan serbuk sari dimulai dari pecahnya eksin, dan memanjangnya intin yang membentuk buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari akan terus memanjang kearah liang bakal biji. Di dalam buluh serbuh sari terdapat sel buluh dan sel geneatif
Sel buluh terlertak di depan sel generatif yang berfungsi sebagai penunjuk jalan menuju liang bakal biji. Sementara inti sel generatif membelah secara mitosis membentuk dua sperma. Saat dekat dengan liang bakal biji, sel buluh dan sel berdegenerasi. Kemudian dua sperma masuk ke dalam biji kantung lembaga. di dalam bakal biji terjadi penghilangan sitoplasma sperma sehingga yang tinggal hanya inti sel.
Selanjutnya inti sel sperma membuahi ovum yang berada dekat liang bakal biji dan menghasilkan zigot (2n), sebaliknya satu inti lembaga lainnya membuahi inti kantung lembaga sekunder yang akan berkembang menjadi endosperm. Oleh karena itu, pembuahan disebut pembuahn ganda.
Setelah terjadi pembuahan ovum oleh psema, maka terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio atau lembaga di dalam biji. Biji terdapat didalam buah. Buah yang telah matang akan menyebarkan biji. Bila biji berada pada lingkungan yang sesuai, maka biji akan berkecambah. Saat terjadi perkecambahan biji, embrio di dalamnya juga akan ikut berkecdambah. Selanjutnya kecambah akan tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan menghasilkan bunga dan siklus tumbuhan akan terus berlanjut.