Selasa, 05 Mei 2009
Sistem Reproduksi Wanita
1. Organ Reproduksi Wanita
Sistem Reproduksi adalah sistem dalam tubuh yang turut berperan dalam proses reproduksi manusia. Sebagian besar organ reproduksi pada wanita terletak di dalam rongga panggul di luar kantong rongga perut. Kantung rongga perut atau rongga peritoneal adalah ruangan di dalam perut yang dibungkus oleh selaput peritoneum. Di dalam ruangan ini terletak saluran pencernaan dan beberapa organ lain, termasuk ovarium (indung telur).
Organ kelamin pada wanita dibagi menjadi dua, yaitu organ kelamin luar dan organ kelamin bagian dalam, bahkan ada juga organ yang dikatakan “turut” berperan walaupun memang bukan bagian dari sistem ini, yaitu bibir, payudara dan panggul beserta tulang-tulang yang membentuknya. Bibir merupakan organ seks tambahan (secondary sex character organ). Payudara bukan termasuk organ reproduksi. Akan tetapi memiliki peranan yang penting dalam fungsi seksual dan fungsi dalam reproduksi. Organ ini terletak di dada berupa kumpulan kelenjar yang dikelilingi jaringan lemak. Pertumbuhannya dipengaruhi oleh keberadaan hormon-hormon wanita dan fungsinya dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Pada masa menyusui, payudara akan memproduksi ASI (air susu ibu) yang sangat penting bagi pertumbuhan awal janin. Sementara itu, panggul sangat berperan dalam proses kelahiran bayi. Ukuran dan bentuk panggul ibu yang sesuai akan mempermudah kelahiran bayi.
Organ Kelamin Luar ( Vulva )
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organism penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar sehingga mikroorganisme penyebab penyakit dapat masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Vulva dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). Labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak). Setelah mengalami pubertas, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Rambut kemaluan wanita tersusun membentuk segitiga dengan sisi atas rata. Labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria).
klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik, sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. Lubang vagina ini dikeliling oleh himen (selaput dara). Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak. Hymen yang robek di beberapa tempat biasanya memberikan gejala pengeluaran darah. Namun ada beberapa variasi bentuk hymen yang berbeda dengan hymen pada umumnya, misalnya hymen kribiformis (beberapa lubang), hymen septus (terbagi dua ruang), hymen imperforatus (tertutup sama sekali) atau bahkan ada variasi dimana hymen tidak ada. Besarnya lubang hymen tidak menunjukkan seseorang masih perawan atau sudah pernah berhubungan badan.
Organ Kelamin Dalam
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:
Ovarium (indung telur) → menghasilkan sel telur
Ovarium berjumlah dua, yaitu kiri-kanan yang terletak di peritoneal dekat tulang usus (iliac bone). Besarnya kira-kira sebesar ibu jari tangan. Ovarium ini mengandung sel-sel telur yang nantinya akan dilepaskan. Posisi ovarium ini sangat dekat dengan saluran rahim sehingga memudahkan masuknya sel telur ke saluran itu dengan bantuan fimbrae.
Indung telur mengandung sekitar 400.000 bakal sel telur. Setiap bulannya, hanya 1 sel telur saja yang mengalami pematangan dan siap untuk dibuahi. Proses pematangan itu disertai pembentukan folikel de graff. Jika sel telur dibuahi, sisa folikel de graff (corpus luteum) akan menyediakan hormone yang dibutuhkan selama beberapa minggu pertama, menunggu embrio mampu membuat hormonsendiri. Jika tidak terjadi pembuahan, sisa folikel ini berubah menjadi jaringan ikat segera setelah menstruasi.
Selain menghasilkan sel telur, ovarium menghasilkan hormone estrogen dan progesteron. Itulah sebabnya wanita yang karena suatu alasan tertentu indung telurnya dibuang, harus secara teratur minum pil yang mengandung hormone pengganti. Jika hal ini tidak dilaksanakan, maka wanita itu akan kehilangan sifat kewanitaannya seperti seorang yang “dikebiri”.
Fimbrae (umbai saluran telur) → bagian terluar dari saluran telur
Fimbrae bentuknya seperti “jari-jari” yang terletak di ujung saluran telur dan dekat dengan ovarium. Umbai ini menimbulkan efek mengisap sehingga sel telur mudah masuk ke dalam oviduct (saluran telur).
Tuba falopii (oviduct) → tempat berlangsungnya pembuahan (fertilisasi)
Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnya ketika dilepaskan dari ovarium. Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligament.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.
Uterus (rahim) → tempat berkembangnya embrio menjadi janin
Rahim terdiri dari bagian yang dinamakan badan (corpus), fundus, saluran rahim (uterine tube), dan leher rahim (serviks). Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Corpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Jika dipersamakan dengan boneka (manusia) yang berdiri dengan lengan terlentang, badan rahim setara dengan badan boneka itu. Fundus merupakan bagian yang membentuk pundak dan kepala, saluran rahim berupa lengan terentang dengan jari tangan menjadi fimbraenya. Panggul pada boneka itu sesuai dengan posisi leher rahim dan tungkai dapat dipersamakan dengan vagina yang berhubungan dengan leher rahim.
Rahim dalam keadaan normal berukuran sebesar telur, terletak di belakang tulang kemaluan (pubic bone). Di depan rahim antara rahim dan tulang tersebut terdapat kantong kencing. Dengan demikian, rahim wanita tidak dapat diraba dari luar. Rahim dapat diraba hanya jika mengalami pembesaran akibat kehamilan lebih dari 3 bulan atau karena tumor.
Rahim disangga di bagian bawah oleh 2 ligament atau semacam tali dari jaringan yang kuat. Ligament itu melekat pada tulang sekeliling panggul yang membentuk tanda silang dan rahim terletak di tempat persilangannya. Karena adanya ligament yang kuat, rahim akan terjaga dan tidak dapat jatuh ke bawah atau ke vagina. Rahim atau peranakan turun hanya terjadi pada wanita yang pernah melahirkan lebih dari lima kali. Selain itu, di bagian atas kiri dan kanan rahim juga ada semacam tali atau ligament yang mengikat rahim ke tulang kemaluan. Dengan adanya ligament yang satu ini, rahim yang besar karena kehamilan atau sebab lain tidak akan musah bergoyang.
Di sebelah dalam permukaan rahim dilapisi selaput yang dinamakan endometrium. Pada waktu menstruasi lapisan ini terlepas dengan disertai pendarahan. Setelah selesai haid, endometrium tumbuh kembali. Setelah terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur oleh ovarium, selaput endometrium berada dalam keadaan siap menerima hasil pembuahan sel telur.
Serviks (leher rahim)
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
Vagina → merupakan jalan lahir.
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.
Fungsi vagina adalah sebagai jalan keluar janin pada saat melahirkan, sebagai jalan keluar darah haid pada saat menstruasi serta tempat masuknya penis pada saat berhubungan seks. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kendor dan agak merosot.
Fungsi vagina adalah sebagai jalan keluar janin pada saat melahirkan, sebagai jalan keluar darah haid pada saat menstruasi serta tempat masuknya penis pada saat berhubungan seks. Pada wanita yang telah melahirkan anak, pada kedua dinding vagina sering ditemukan tempat yang kendor dan agak merosot.
2. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
3. Fertilisasi
Fertilisasi :
•1 event
•bertahap
•proses meleburnya pronukleus jantan dengan pronukleus betina (karyogami)
Fertilisasi :
•internal : di bagian anterior oviduct
•eksternal : alami di air (ikan, katak); in vitro
Spesies-spesicik ~ membran di membran vitelin atau zona pelusida (ZP3) ---> diskriminator
Fertilisasi ------> zigot (2n)
Fungsi :
•amfimiksi ----> pembauran materi genetis maternal dengan fraternal
•diploiditas
•determinasi seks secara genetis
•aktivas ---> sel telur membelah
Fertilisasi :
•pelepasan gamet dari gonad
•transpor gamet jantan dan betina ---> bertemu
•perubahan spermatozoa ---> fertil (kapasitasi dll)
•penetrasi melalui selaput telur
Tahapan fertilisasi pada dasarnya mencakup 5 tahap utama :
a)reaksi akrosom
b)reaksi korteks
c)penghambatan terhadap polispermi
d)pembentukan pronukleus jantan dan betina
e)klimaks : amfimiksi
Tahapan secara detail:
1.Aktivasi spermatozoon :
2.Kontak sperma & sel telur
3.Penembusan membran sel telur oleh spermatozoon
4.Bergabungnya membran plasma spermatozoon dengan membran sel telur
5.Pencegahan polispermi telur : Reaksi korteks telur : granula korteks pecah
6.penyelesaian meiosis II (!!)
7.pembentukan dan peleburan pronukleus jantan (dekondensasi) dan betina(haploid monad) : peleburan materi genetik fraternal dan maternal : amfimiksi
8.aktivasi metabolisme telur ----> menjelang pembelahan
Fertilisasi buatan - Perangsang fisik dan kimiawi:
•air laut hipertonik/hipotonik air
•asam, basa, alkaloid, kejutan suhu,
tusukan jarum, darah, arus listrik
•hialuronidase
4.Implantasi
Implantasi adalah penempelan blastosis ke dinding rahim, yaitu pada tempatnya tertanam. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.
5. Blastulasi
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut blastulasi.
Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
Daerah bakal pembentuk alat :
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat. Pada embryogenesis berikutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun diri untuk menjadi lapisan-lapisan atau jajaran sel tersendiri.
Dikenal 5 lima daerah bakal pembentuk alat pada stadium blastula pada mamalia yaitu :
1. Bakal epiderm epidermis
2. Bakal ectoderm saraf
3. Bakal notochord (kadang juga dengan pre-chorda)
4. Bakal mesoderm
5. Bakal endoderm (disebut juga entoderm)
Pada mamalia daerah kutub animal sel-sel lebih giat membelah, sehingga di situ terjadi penebalan. Di tempat penebalan itu terjadi perpindahan sederetan sel ke blastocoels, menjadi lapisa hypoblast. Dengan demikian gumpalan sel dalam menjadi epiblast. Rongga di bawah hypoblast menjadi rongga archenteron. Epiblast akan menumbuhkan bakal endoderm. Daerah paling anterior bakal epiblast akan jadi bakal ectoderm epidermis, disusul di belakangnya ectoderm saraf, lantas pre-chorda dan notochord, dan paling posterior bakal mesoderm.
6. Gastrulasi
Pada stadium ini terjadi proses dinamisasi daerah-daerah bakal pembentukan organ tubuh pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh.
Selain tiu, ciri-ciri dari proses ini juga diantaranya:
1. sel-sel embrio mempunyai kemampuan untuk melakukan gerakan morfogenik (sel-sel yang berpindah)
2. terbentuknya rongga calon saluran pencernaan makanan (gastrocoel)
3. terbentuknya tiga saluran embrionik (germ layer), yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Hal ini juga merupakan akhir dari stadium gastrulasi.
Prinsip-prinsip dari gastrulasi diantaranya:
• proliferasi
• interaksi sel
• ekspresi gen
• differensiasi jaringan awal
• migrasi
• penempatan tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm)
salah satu ciri dari gastrulasi yaitu gerakan morfogenik, gerakan tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. epiboli : gerakan melingkupi oleh ektoderm epidermis
2. eboli : gerakan berpindahnya lapisan-lapisan .......gerakan epiboli ini dapat dibagi lagi menjadi:
• involusi : gerakan melekuk dan melentik
• invaginasi : gerakan penonjolan kutub vegetatif sehingga terbentuk sumbat yolk
• migrasi konvergen : gerakan menyempit
• migrasi divergen : gerakan meluas
• delaminasi : gerakan lepasnya sel endodermis secara perlapis
gastrulasi pada mamalia merupakan kelanjutan dari tahap blastuasi, dimana sel-sel “Inner Cell Mass (ICM)” yang menjadi tahap blastocoel bersegregasi dan ICM linnya membentuk hipoblast (endoderm primitif). Hipoblast tersebut berproliferasi dan mendidingi blastocoel menjadi endoderm kantong yolk. Sedangkan sel ICM lainnya menjadi epiblast. Diantara sel-sel epiblast tersebut dibentuk celah-celah yang menyatu bmenjadi rongga amnion dan membagi epiblast menjadi dua bagian yaitu ektoderm amniaon dan epiblast embrio. Kedua bagian tersebut membentuk keping embrio dan selanjutnya dari epiblast embrio akan diturunkan semua lapisan lembaga.
Dibagian posterior epiblast embrio akan dibnetuk daerah primitif. Melalui daerah primitif, sel-sel bakal mesoderm dan bakal endoderm yang terdapat pada epiblast embrio akan bermigrasi dan membentuk mesoderm diantara ektoderm dan endoderm
Mesoderm bakal notokord bermigrasi melalui nodus hensen ke arah anterior. Mesoderm menyebar pada seluruh keping embrio, kecuali di bagian anterior dan di bagian posterior . sel- sel mesoderm akan bermigrasi pula ke luar keping embrio membentuk mesoderm ekstarembrio diantara tofoblast dan endodern kantung yolk.
Mesoderm ekstraembrio terbagi menjadi dua: mdi dekat trofoblast (mesoderm somatik) dan di dekat endoderm kantung yolk (mesoderm splanknik).
Hasil gastrulasi yaitu embrio yang masih berbentuk keping dengan ketiga macam lapis lembaga.
7. Neurulasi
Pada dasarnya, proses neurulasi mamalia sama dengan proses neurulasi pada aves, yaitu terjadinya penebalan pada ektoderm neural, anterior dari daerah primitif kemudian membentuk keping neural yang selanjutnya menjadi lipatan neural kemudian menjadi bumbung neural
8. Organogenesis
Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh dari lapisan-lapisan lembaga. Pada hewan-hewan vertebrata, gastrulasi menghasilkan suatu embrio yang mempunyai tiga lapis lembaga yaitu lapisan endoederm di sebelah dalam, mesoderm dintengah dan lapisan ektoderm di luar.
1. Turunan Ektoderm
a. Otak dan sumsum tulang belakang (medula spinalis)
• keping neural sudah dibentuk pada saat embrio umur inkubasi 18 jam. Lipatan neural dan parit neural yang jelas dapat dilihat pada embrio yang akan menjadi medula oblongata.
• pada embrio umur 33 hari, bumbung neural sudah terbentuk dan sudah terbagi nmenjadi wilayah-wilayah otak dasar, yaitu proensfalon, mesensefalon, dan rombenrsefalon. Di ujung anterior masih ada bagian yang terbuka, yakni neorosporus anterior dan di bagian posterior terdapat wilayah yang masih terbuka lebar yang disebut sinus romboidalis.
• Umur 48 jam, pembagian wilayah-wilayah otak sudah sudah lebih lanjut, yaitu menjadi lima bagioan (proensefalin, mesensefalon, metensefalon, telensefalon dan miesensefalon)
b. Mata
• Pada umur 33 jam, bakal mata tampak sebagai sepasang penonjolan ke arah latreral dari proensefalon, yang disebu vesicula opti. Selain itu, pada ektoderm kepala juga terjadi penebaan yang disebut plakoda lensa.
• Pada umur 48 jam, vesikula optik tersebut berinvaginasi membentuk cawan optik yang berdinding rangkap. Bagian dalam adalah bagian lapisan sensori retina dan bagian luar adalah bakal berpigmen dari retina. Sememntara itu wilayah diesensefalon telah terbentuk. Pangkal dari cawan optik menyempit disebut tankai optik dan berhubungan dengan diensefalon. Pada sediaan utuh di bagian vebtral cawan optik terdapat suatu lekukan yang disebut fisura koroidea, tempat berjalannya pembuluh darah dan saraf optik.
• Pada umur 72 jam, cawan optik akan menjadi datar pada bagian berpigman. Bersamaan dengan perkembangan cawan optik, plakoda lensa berinvaginasi pula dan kemudian terlepas sebagai vesikula lensa yang kelak akan menjadi kornea mata.
c. Telinga
• Pada umur 33 jam, bakal telinga tampak sebagi penebalan pada ektoderm kepala, disebut plakoda telinga yang berdaa di daerah rombensefalon bakal miensefalon
• Pada umur 48 jam, plakoda telinga berinvaginasi membentuk vesikula telinga. Vesikula ini umtuk sementara masih berhubungan dengan ektoderm, semula melalui duktus endolimfatikus, tetapi lama-lama akan terlepas
d. Hidung
• Pada umur 72 jam, bakal hidung tampak berupa lekuk hidung yang bersal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada ektoderm di daerah telensefalon.
e. Hipofisis
Berasal dari infudibulum yaitu envaginasi ventral diensefalon dan dari kantung Ratkhe (evaginasi dorsal stomodeum). Infudibulum akan membentuk
2. Turunan Mesoderm
a. pembuluh darah ektra embrio
• Umur 24 jam, bakal pembuluh darah tampak sebgai pulau- pulau darah
• Pada umur 33 jam, pulau-pulau darah akan beranastomos satu sama lain membentuk suatu anyaman yang disebut vena vitelin
• Pada umur 48 jam, vena vitelin telah bergabung dalam sepasang pembuluh darah besar yang disebut vena omfalomesenterika yang bermuara di dalam jantung.
b. Jantung
• Pada umur 33 jam, jantung berupa tabung yang mebelok ke kanan,bagian yang membelok tersebut adalah bakal ventrikel.
• Pada umur 48 jam, jantung sudah berputar seperti huruf S dan terbagi menjadi sinus venosus, antrium, ventrikel, dan bulbus arteriosus. Dari bulbus arteriosus
• Pada umue 96 jam, atrium dan ventrikel terdiri atas bagian kiri dan kanan. Sinus venosus sudah menyatu dengan atrium kanan.
C Ginjal
• Pada umur 33 jam, bakal ginjal tampak sebagai nefrotom yaitu penonjolan ke arah luar mesoderm intermedier.
• Pada umur 48 jamdan 72 jam, sudah terbentuk tubulus mesonefros dan duktus mesonefros.
• Pada umur 96 jam, mesonefros sudah sangat berkembang, lengkap dengan glomerolus dan kapsula bowman
d. Gonad
e. Anggota badan
Bakal sayap lebih dahulu daripada bakal kaki.
• Pada umur 72 jam, bakal sayap tampak sebagai tunas sayap berupa tonjolan berupa tonjolan dari permukaan tubun latera, tunas kaki tampak pada bagian posterior tubuhdekat daerah usu belakang.
• Pada embrio umur 96 jam, bakal kaki sudah lebih panjang
3. Turunan Endoderm
a. Usus, hati dan Pankreas
• Pada umur 24 jam, usus depan sudah mulai terbentuk. Bagian posteriornay masih berupa usus primitive.
• Pada umur 33, usus depan memanjang ke posterior sehingga porta usus depan mundur letaknya
• Pada umur 48 jam, selain usus tengah menjadi elbih jelas, terbentuk pula bakal hati yang merupakan evaginasi ventral dari usus depan.
• Pada umur 72 jam, bakal hati akan lebih bercabang-cabang dan membentuk beberapa divertikulum. Pada umur ini juga, usus belakang dan nporta usus belakang sudah dibentuk di bagian ujung posterior tubuh, di wilayah lipatan ekor. Pada perkembangan lebih lanjut, usus depan makin memanjang ke posterior dan usus belakang makin memanjang ke anterior. Akhirnya, bagian usus yang masih berhubungan dengan yolk hanya tinggal pada bagian yang disebut tangkai yolk. Selain itu, bakal pancreas dorsal sudah mulai dibentuk sebagai evaginasi dorsal pada usus depan bakal duodenum.
b. Trakea dan Paru-paru
• Pada embrio umur 48 jam, daru usus depoan perbatasan bakal farinks dan bakal esophagus terdapt suatu evagiansi vbentral yaitu celah laringotrakea.
• Pada umur 72 jam, celah itu memnajang, bercabang dua dan bagian distalnya menggelembung. Bagian yang menggelembung merupakan bakal paru-paru, yang tampoak lebih jelas pada embrio umur 96 ja. Percabangnnya adalah bakal bronkus dan pangkalnay yaitu bakal trakea.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar